Bener Meriah – Sebanyak 70 tenaga pendidik dari sejumlah jenjang madrasah di Kabupaten Bener Meriah mengikuti pelatihan guru master revitalisasi bahasa daerah Gayo untuk tunas bahasa ibu yang dilaksanakan di aula Kantor Kemenag setempat, Senin (24/7/2023)

PPID Bener Meriah | Senin, 31 Juli 2023 | Informasi Pemerintahan  Kemendagri  Informasi Umum 

Bener Meriah – Pj Bupati Bener Meriah, Drs. Haili Yoga, M.Si diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab, Sayutiman, SE.,MM mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah secara virtual dengan Sekjen Kemendagri Dr. H. Suhajar Diantoro, M.Si, Senin (24/7/2023)

 

Pemkab Bener Meriah mengikuti Rakor tersebut di Oproom Setdakab setempat yang dihadiri sejumlah kepala OPD, kepala Bagian, dan unsur dari TNI. Rakor itu, diikuti Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa.

 

Selanjutnya, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan, Bambang Wisnubroto, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementerian Pertanian, Agung Sugan, Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Epi Sulandari.

 

Berikutnya, Sesjamdatun, Raden Febrytrianto, Wakasatgas Pangan Polri, Helfi Assegaf, mewakili Panglima TNI, Staf Ahli Tingkat II Ekonomi Keuangan, Eko Nursanto, dan Gubernur/Bupati/Wali Kota se-Indonesia.

 

Dalam paparannya, Sekjen Kemendagri mengatakan, sampai dengan minggu ini, kenaikan harga cabai merah ada di enam provinsi. Sedangkan di minggu lalu ada di sembilan provinsi. Begitu juga dengan harga daging sapi yang pada minggu lalu terjadi kenaikan di delapan provinsi.

 

Sedangkan minggu ini, di enam provinsi. Itu artinya, dua komoditas tersebut, mengalami kemajuan. Selain itu beberapa komoditas lainnya mengalami harga yang stabil, dan sebagian lainnya mengalami kenaikan harga. “Bawang putih di minggu ini terjadi kenaikan harga dibanding minggu-minggu sebelumnya,” ucapnya.

 

Menurut Dr. H. Suhajar Diantoro, M.Si, inflasi adalah menjaga kestabilan harga jual dan menguntungkan petani, tetapi harga beli juga mampu ditopang oleh kemampuan daya beli konsumen. “Jika harganya terlalu rendah, petani tidak akan dapat keuntungan. Namun jika terlalu tinggi pembeli/rakyat tidak bisa membelinya sehingga kita harus menjaga dan menstabilkan harganya,” sebutnya.

 

Sementara itu, Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik Windhiarso Putranto menyampaikan komoditas utama andil inflasi Juni 2023 yakni beras (0,2%), rokok kretek filter (0,14%), daging ayam ras (0,09%), bawang putih (0,07%), sewa rumah (0,05%), kontrak rumah (0,05%), emas perhiasan (0,05%), bawang merah (0,04%), rokok putih (0,04%), ikan segar (0,04%), dan telur ayam ras (0,02%). 

 

“Inflasi beras, daging ayam ras, bawang putih, dan telur ayam ras yang relatif tinggi mayoritas terjadi di kota-kota di luar Pulau Jawa. Sedangkan inflasi tinggi untuk bawang merah terdapat di beberapa kota di Pulau Jawa,” imbuhnya.

 

Ia menyebutkan, 10 kabupaten/kota dengan penurunan Indeks Perkembangan Harga (IPH) tertinggi yaitu Kabupaten Bengkalis (Riau), Kota Banjar Baru (Kalimantan Selatan), Kabupaten Sukamara (Kalimantan Tengah), Kabupaten Seruyan (Kalimantan Tengah), Kabupaten Sumba Tengah (Nusa Tenggara Timur).

 

Berikutnya, Kabupaten Belitung Timur (Kepulauan Bangka Belitung), Kabupaten Soppeng (Sulawesi Selatan), Kabupaten Pesawaran (Lampung), Kabupaten Landak (Kalimantan Barat), dan Kabupaten Luwu (Sulawesi Selatan).

 

Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan kenaikan IPH di luar pulau Jawa dan Sumatera terjadi di Kabupaten Pulau Morotai (Maluku Utara), Kabupaten Halmahera Utara (Maluku Utara), Kabupaten Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), Kabupaten Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).

 

“Ada juga Kabupaten Halmahera Barat (Maluku Utara), Kabupaten Kepulauan Talaud (Sulawesi Utara), Kabupaten Minahasa Utara (Sulawesi Utara), Kabupaten Barito Timur (Kalimantan Tengah), Kabupaten Barito Selatan (Kalimantan Tengah), dan Kabupaten Tomohon (Sulawesi Utara),” jelasnya. (Rel/Diskominfo).